Peningkatan Hasil Belajar IPS Tentang Tokoh Pejuang Masa Penjajahan Belanda Dan Jepang Melalui Model Pembelajaran Examples Non Examples Siswa Kelas V SDN Kebakalan Kecamatan Porong
Abstract
Pada kenyataannya Ilmu Pengetahuan Sosial pada saat ini tidak seperti yang diharapkan. Siswa belum dapat menerapkan secara maksimal, hal ini terjadi karena guru seringkali hanya mengevaluasi pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dari segi teorinya saja. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari daftar nilai diketahui bahwa kemampuan siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya pada kompetensi dasar Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang sangat rendah, yakni 41,18% dari jumlah siswa memiliki nilai di bawah standar ketuntasan dengan nilai rerata yang dicapai 57,65. Hal semacam ini jika dibiarkan, maka akan membawa dampak yang fatal. Peneliti menganggap masalah tersebut merupakan sesuatu yang urgen. Pada kesempatan ini peneliti menawarkan model pembelajaran Examples Non Examples. Apabila guru menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples diharapkan minimal 75% dari jumlah siswa memahami konsep Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus, terdiri atas 6 pertemuan. Tiap pertemuan terdiri atas 2 x 35 menit. Tiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data diambil dengan menggunakan instrument tes, wawancara, angket dan jurnal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang melalui metode Examples Non Examples pada siswa Kelas V, SDN Kebakalan Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. Peranan Model Pembelajaran Examples Non Examples dalam meningkatkan kemampuan Ilmu Pengetahuan Sosial ini ditandai adanya peningkatan nilai rerata (Mean Score), yakni : siklus IĀ 73,23; siklusĀ II 76,76; dan siklus III 78,24. Selain itu juga ditandai adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar, yaitu pada siklus I 70,59%, siklus II 82,35%, siklus III terjadi peningkatan mencapai 100%.
References
Arend, Ruchardl. 2005. Learninng to Teach. Jakarta : Pustaka Pelajar.
Bogdan, R.C. & Biklen, S. K. 1982. Qualitative Reseach in Education. Boston : Allyn & Bacon.
Guba, E. G. & Lincoln, Y. S. 1981. Effective Evaluation. San Francisco : Jossey Bass Publishers.
Ghony, Djunaidi. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Malang : UIN Malang-Press.
Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Hamalik, O. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Miles, M. B., & Hubermen, A. M. 1984. Analisis Data Qualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta : Universitas Indonesia.
Moleong, L. J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Moleong, L. J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Spradley, J. P. 1980. Participant Observation. New : York : Holt, Rinehart and Winston.
Uno, Hamzah. 2004. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Copyright (c) 2019 Jurnal WKP

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Abstract views : 164







