Peningkatkan Prestasi Belajar Kimia Tentang Sifat Larutan Penyangga Dan Peranan Larutan Penyangga Dalam Tubuh Makhluk Hidup Melalui Model Pembelajaran Tapps Pada Siswa XI IPA3 SMA Negeri 4 Pasuruan Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018
Abstract
Pada hasil ulangan harian pada kompetensi dasar sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup, semester 2, tahun pelajaran 2017/2018 di SMA Negeri 4 Pasuruanyang memuat materi sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup terlihat bahwa, dari 40 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM 70 sebanyak 21 orang atau sebanyak 53%, belum tuntas, siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan > 70 sebanyak 19 orang atau sebanyak 47% yang tuntas. Dari analisis data siklus I diperoleh hasil sebanyak 15 anak (38%) memiliki minat baik, 12 anak (30%) memiliki minat cukup, dan 13 anak (33)% memiliki minat kurang. siklus II diperoleh hasil sebanyak 21 anak (53%) memiliki minat baik, 12 (30%) anak memiliki minat cukup dan 7 anak (18%) memiliki minat kurang. Dari analisis data siklus I diperoleh hasil sebanyak 15 anak (38%) memiliki perhatian baik, 13 anak (33%) memiliki perhatian cukup, dan 12 anak (30%) memiliki perhatian kurang.Siklus II diperoleh hasil sebanyak 21 anak (53%) memiliki perhatian baik, 12 anak (30%) memiliki perhatian cukup, dan 7 anak (18%) memiliki perhatian kurang. Dari analisis data siklus I diperol hasil sebanyak 15 anak (38%) memiliki partisipasi baik, 14 anak (35%) memiliki partisipasi cukup, dan 11 anak (28)% memilik pastisipasi kurang. Siklus II diperoleh hasil sebanyak 21 anak (53%) memiliki partisipasi baik, 11 anak (28%) memiliki partispasi cukup, dan 8anak (20%) memiliki partisipasi kurang. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran TAPPS (Thinking Aloud Pairs Problem Solving) memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I dan II) yaitu masing-masing 73% dan 93% .pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.Model Pembelajaran TAPPS memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (73%), Siklus dan Siklus II(93%).
References
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Felder, Richard M. 1994. CooperatIIe Learning in Technical Corse, (online), (PclldMy % DocumentCoop % 20 Report.
Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan MotIIasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, UnIIersitas Terbuka.
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional.
Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.
Copyright (c) 2020 WKP
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.