Peningkatan Keterampilan Membuat Desain Busana Anak Pada Mata Pelajaran Desain Busana Dengan Pembelajaran Model Elaborasi (EB) Siswa Kelas XI B 3 SMK Negeri 2 Ponorogo
Abstract
Pengajaran Desain Busana yang diharapkan adalah pengajaran yang dapat membuat siswa benar-benar mampu menerapkan, bukan hanya menguasai teori saja. Pada kenyataannya Desain Busana pada saat ini tidak seperti yang diharapkan. Siswa belum dapat menerapkan secara maksimal, hal ini terjadi karena guru seringkali hanya mengevaluasi pengajaran Desain Busana dari segi teorinya saja. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari daftar nilai diketahui bahwa keterampilan siswa untuk dalam bidang Desain Busana khususnya pada kompetensi dasar Membuat desain busana anak sangat rendah, yakni hanya 52,78% dari jumlah siswa dinyatakan tuntas belajar dan nilai rerata yang dicapai hanya 58,61. Hal semacam ini jika dibiarkan, maka akan membawa dampak yang fatal. Peneliti menganggap masalah tersebut merupakan sesuatu yang urgen. Pada kesempatan ini peneliti menawarkan model pembelajaran Elaborasi. Apabila guru menerapkan model pembelajaran Elaborasi diharapkan minimal 75% dari jumlah siswa terampil dalam Membuat desain busana anak. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus, terdiri atas 3 pertemuan. Tiap pertemuan terdiri atas 3 x 45 menit. Tiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data diambil dengan menggunakan instrument tes, wawancara, angket dan jurnal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan Membuat desain busana anak melalui metode Elaborasi pada siswa Kelas XI B 3, SMK Negeri 2 Ponorogo Semester I Tahun Pelajaran 2020/2021. Peranan Model Pembelajaran Elaborasi dalam meningkatkan keterampilan Desain Busana materi ajar Membuat desain busana anak ini ditandai adanya peningkatan nilai rerata (Mean Score) mulai dari siklus pertama sampai siklus terakhir, yakni : pada siklus I 68,61; siklus II 73,06; dan siklus III 77,22. Selain ditandai adanya peningkatan mean skor juga ditandai adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar dari siklus pertama hingga siklus terakhir, yaitu pada siklus I hanya 61,11%, siklus II meningkat menjadi 72,22%, pada siklus III terjadi peningkatan mencapai 91,67%.
References
BNSP. 2007. Model Penilaian Kelas. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Depdiknas.
BNSP. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Depdiknas.
Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.
Ghony, Djunaidi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Malang : UIN Malang Press.
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Uno, Hamzah. 2006. Strategi Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Copyright (c) 2023 JIPP
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.